- Pengaruh Psikologi
Ilmu psikologi arsitektur yang mengemukakan antara lingkungan fisik, khususnya yang berkaitan dengan penurunan kualitas fisik serta timbulnya gangguan terhadap perilaku dan gangguan terhdap keseimbangan alamiah akibat intervensi manusia melalui pembangunan fisik. Atau scara garis besarnya menyatakan hubungan antara suatu bangunan dengan perilaku manusia.
Keterkaitan arsitektur dengan dunia ilmu psikologi menimbulkan pemikiran tentang fungsionalisme yang muncul dan berkembang yaitu adanya tingkat efektifi dan efisiensi.
Fungsionalime juga menimbulkan adanya anggapan bahwa arsitektur dan psikologi berbanding lurus, saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan yang diungkapkan dalam suatu konsep. Konsep bersifat mengikat, mengatur, mewajibkan dan mencampuri. Dalam hal ini konsep mengatur bagaimana suatu karya arsitektur dapat membuat penikn[matnya meraa nyaan dan puas terhadap karya tersebut.Seperti yang dikatakan oleh Eugene Emmanuel Viollete le Duc, seorang arsitek Prancis bahwa para arsitek pada abad XII dan XIII yang membuat plafon Nave (ruang tengah gereja) yang sangat tinggi, adalah bukan semata-mata karena murni keinginan simbolis, tetapi semata-mata agar bisa mendapatkan udara dan cahaya agar tidak gelap dan lembab. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh pikologi terhadap gaya-gaya arsitektur.
Pada jaman renaisance di awal abad XVI , disaat jayanya para perupa-perupa fenomenal seperti Leonardo Da Vinci, Michelangelo, Bramante dan Raphael, aspek psikologi kental dipakai dalam berkarya. Seperti pada contoh karya Michelangeo, piazza del Campidoglio di Roma tahun 1540 di bawah ini.
Puncak dari pemakaian aspek psikologi dalam arsitektur klasik yaitu pasa masa arsitektur Baroque pada abad XIX yang diteruskan oleh arsitektur art nouveau pada awal abad XX.
Ada lagi karya dari Charles Jencks yang beraliran post modern dipengaruhi oleh unsur linguistik dan unsur pengetahuan yang di dapat dari psikologi dalam perancangan.
Seoran tokoh arsitektur Vitruvius mengungkapkan bahwa sebuah bangunan akan berbeda tampilan dan kesannya bila dilihat dari jarak-jarak yang berlainan, baik dari sisi interior maupun eksteriornya. Ini mengindikasikan bahwa pandangan - pandangan yang memperlihatkan peranan psikologi dalam karya-karya arsitektur secara tertulis sudah ditemui sejak awal.
Dalam arsitektur modern paham funsionalisme ditandai dengan munculnya istilah international style pada Pameran Arsitektur Modern di New York pada tahun 1992 oleh Henry Russel Hitchcoockdan Philip Johnson. Tapi, oleh para kritikus karya mereka sama ekali tidak ada memasukkan unsur psikologi. Dapat kita lihat karya dari Philip Johnson, T Building di New York pada tahun 1978 pada gambar di bawah ini.
Nilai-nilai komersil juga ikut mempengaruhi psikologi dalam arsitektur. Niai-nilai itu seperti standarisasi dan rasionalisai dalam karya-karya arsitektur.
Dalam dunia arsitektur, sebenarnya telah lama tumbuh dan berkembang rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap desain para arsitek yang sering juga disebut sebagai desain egosentrik, yaitu desain bangunan yang terlihat hanya sebagai sebuah sarana pemenuhan kepuasan atas kebutuhan estetik dan self-affirmation (penegasan diri) dari arsitek itu sendiri. Tapi anggapan tersebut dapat dihilangkan dengan adanya ilmu pikologi yang berkembang di dalam arsitektur.
- PengaruhTeknologi
Pada jaman sekarang ini, tenologi sangat berkembang pesat dan mempengaruhi segala aspek kehidupan, tidak terkecuali dunia arsitektur. Teknologi mulai mempengaruhi dunia arsitektur yaitu pada awal tahun 1970. Hal terebut dapat terlihat pada karya Renzo Piano yaitu Pusat Georges Pompidou di paris yang menggunakan material-material kaca dan logamdengan mengekspose secara transparan bentuk-bentuk jaringan dalam bangunan serta udah mulainya penggunaan escaator, wallkways da ornamen-ornamen di luar gedung yang menggunakan pemanfaatan teknologi.
Pada masa masa revolusi industri teknologi sangat berkebang pesat. Ciri bangunan yang berkembang adalah ciri bangunan pabrik. Hal ini dilatar belakangi oleh perkembangan industri dan teknologi pada saat itu, bangunan-bangunan lebih mengutamakan efesiensinya, dimana grid-grid yang diambil biasanya teratur dan lurus,dan ornamen sangat jarang dipakai.
Teknologi pengambilan keputusan (decision support system) pada disain arsitektur sampai perencanaan kota sejak akhir 90-an juga telah banyak dibanjiri dengan teknologi komputer yang sangat interaktif.
Bagaimana sebuah bentuk bangunan terwujud adalah hasil dari evolusi teknologi terhadap material. Apabila kita mengambil sudut pandang arsitektur tradisional, arsitektur modern atau jenis sebutan arsitektur lainnya oleh manusia, suatu bangunan memiliki elemen pembentuk yang lebih kecil yaitu, material dan teknologi bangunan. Teknologi material memiliki hub timbal balik dengan teknologi struktur.
Dengan ditemukannya teknologi transportasi vertikal, teknologi penghawaan serta mesinmesin utilitas lainnya, memungkinkan diciptakannya karya-karya arsitektur yang kompleks maupun gedung-gedung pencakar langit. Dengan berkembangnya sistem rekayasa konstruksi, memungkinkan pembangunan pencakar langit secara cepat, pemanfaatan ruang-ruang bawah tanah secara efektif dan pemanfaatan teknologi lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar