Rabu, 03 November 2010

PENGARUH SEORANG ARSITEKTUR TERHADAP LINGKUNGANNYA


Mulai dari awal perkembangangannya, banyak sekali pembahasan dan teori yang bermunculan di dalam arsitektur. Bila selama rentang waktu tersebut orang berusaha untuk mengerti arsitektur, sudah seharusnya juga berusaha untuk mengerti pelaku di dalam arsitektur. Apakah arsitektur merupakan suatu bidang yang dikerjakan oleh pelaku profesi, atau merupakan hal yang bisa dilakukan oleh siapa saja?. Terutama di masa sekarang ini, dimana dan bagaimanakah posisi profesi arsitek sesungguhnya?.


Sebelum kita membahas mengenai profesi arsitektur sekarang ini, ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu apa itu profesi. Blankenship mendefinisikan profesi melalui karakteristik umum yang biasa terlihat. Profesi adalah

(1) pekerjaan penuh waktu

(2) yang melalui pendidikan/pelatihan khusus

(3) memiliki organisasi profesi

(4) mempunyai komponen izin kerja (lisensi) dan pengakuan dari masyarakat

(5) mempunyai kode etik dan hak pengelolaan mandiri (Dana Cuff, Architecture : The Story of Practice, 1992, p23). Dari ke lima karakekter umum tersebut kita bisa melihat bagaimana posisi profesi arsitektur di dunia modern pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya.

Arsitektur Barat berkembang di Eropa sebelum menyebar ke Amerika dan benua benua lainnya. Pada awal permulaannya, profesi arsitek merupakan profesi kelas tertentu dan merupakan profesi yang turun temurun dan atau melalui proses pemagangan dalam waktu yang cukup lama. Revolusi Industri yang bermula di akhir abad ke 18 yang membawa perubahan besar dalam struktur ekonomi, sosial, dan teknologi juga memberikan dampak yang sangat besar di dalam arsitektur. Berubahnya struktur sosial di dalam masyarakat dimana kelas menengah mulai memiliki peranan di dalam ekonomi, dan banyak dibuatnya publikasi berkenaan dengan arsitektur, menjadikan profesi arsitektur tidak lagi menjadi profesi eksklusif kelas tertentu tetapi lebih terbuka bagi semua kalangan

bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melalui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunanyang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya / politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara masyarakat dengan sang arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu.

Sebuah tren yang sedang berkembang dalam industri konstruksi adalah harapan pelanggan untuk pengalaman dan rasa produk, bahkan mungkin dengan cara yang disesuaikan. Tren terakhir akan memperpanjang perlunya memasukkan tidak hanya fungsi dan estetika, tetapi juga persepsi dan sensasi. Untuk memenuhi tren ini, sementara pada saat yang sama meningkatkan produktivitas penggunaan teknologi informasi seperti BIM dan platform teknis telah meningkat dalam proyek konstruksi. Namun demikian, walaupun investasi yang besar, industri konstruksi belum berhasil meningkatkan efektivitas dan produktivitas sebanyak industri lain. Jelas adalah bahwa keberhasilan penggunaan teknologi informasi bergantung pada integrasi dan kolaborasi dari berbagai ahli dalam suatu proses berkelanjutan dan dinamis. Tim multidisiplin tersebut dapat terorganisir dalam satu organisasi atau antara mitra bisnis. Tujuan dari tesis master adalah untuk menyelidiki penggunaan BIM dan platform teknis dari perspektif arsitektural.

Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi pengaruh dan dampak dari BIM dan platform teknis peran arsitek dan proses kerja, mengevaluasi bagaimana BIM dan platform teknis mempengaruhi kolaborasi dan komunikasi antara arsitek dan aktor-aktor lain di dalam proyek dan mengevaluasi bagaimana arsitek menggunakan BIM dan teknis arsitektur platform untuk mencapai nilai-nilai, gaya dan kualitas desain. Tiga belas wawancara dengan peserta dalam tahap desain dua Xchange proyek Skanska dan lima wawancara dengan pakar di bidang teknologi informasi telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebuah organisasi pembangunan multidisiplin, pendidikan awal, pengalaman terdahulu dan berapa banyak peserta didorong untuk berbagi pengetahuan profesional merupakan faktor yang memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan hasil akhir dari proyek konstruksi. Selain platform teknis membatasi pilihan solusi yang mungkin, memberi persyaratan selain proyek tradisional dan perubahan peran dalam tahap desain. Risiko terlalu banyak mengandalkan pada teknologi mungkin akan menyebabkan penurunan kualitas karena kurang pertanyaan. Karena bangunan dibuat dan dirancang untuk mengalami dan hidup dalam, peserta dalam setiap tahap dari proyek konstruksi untuk mencapai peran aktif untuk memastikan bahwa hasil akhir memiliki kualitas hidup yang tinggi. Pengetahuan pengaruh dan profesional setiap peserta sama pentingnya dalam tahap desain. lurus ke depan dan rencana komunikasi sederhana terstruktur akan meminimalkan kesalahpahaman dan memberikan setiap peserta dengan tanggung jawab yang jelas. Selain itu, rencana kerja untuk setiap peran yang menjelaskan bagaimana sistem platform teknis dan BIM harus digunakan, mengapa dan apa hasil yang diharapkan adalah, akan mempermudah pemahaman

Senin, 25 Oktober 2010

PENGARUH BANGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN

Pengaruh Bangunan Terhadap Lingkungan

Berubahnya temperatur udara kota seringkali dipandang sebagai fenomena pemanasan global seperti polusi gas rumah kaca di kota. Aspek fisik bangunan seperti bentuk dan orientasi bangunan, tidak pernah diperhitungkan sebagai penyebab naiknya
temperatur udara kota. Orientasi bangunan sebagai salah satu aspek bentuk bangunan
dianggap berpengaruh hanya pada kenyamanan termal ruang dalam bangunan saja.
Selain itu orientasi bangunan lebih diatur oleh struktur jalan dan kondisi topografi
atau faktor lain seperti ekonomi yang dianggap lebih menentukan.


Orientasi bangunan selalu dikaitkan dengan kenyamanan thermal dan penggunaan
energi bangunan. Orientasi bangunan Timur–Barat pada penelitian ini berarti sisi
bangunan yang terbesar menghadap Timur dan Barat. Hal ini berakibat kedua sisi
tersebut mendapat radiasi matahari pagi dan sore yang relatif berpotensi memanaskan
ruang-ruang di dalamnya dan menimbulkan ketidaknyamanan thermal. Pengguna
bangunan dapat terganggu dan membutuhkan berbagai asesoris bangunan seperti
pembayang matahari dan pengkondisisan udara buatan agar dapat menggunakan
ruang tersebut dengan baik. Berbeda dengan bangunan yang berorientasi Utara dan
Selatan, bangunan tidak mendapatkan radiasi matahari sebesar sisi Timur dan Barat,
sehingga ruang-ruang yang menghadap Utara dan Selatan lebih nyaman untuk
digunakan dan tidak membutuhkan pembayang matahari yang besar atau
pengkondisian udara buatan.



Orientasi bangunan ini merupakan salah satu aspek dalam penataan bangunan yang
harus dipertimbangkan dengan baik tetapi seringkali kondisinya memaksakan bangunan tersebut beorientasi Timur dan Barat. Beberapa aspek yang memaksa bangunan berorientasi Timur dan Barat adalah struktur jalan, harga tanah, topografi atau aspek lainnya. Penelitian ini berusaha membahas pengaruh orientasi bangunan pada suatu kawasan terhadap temperatur udara kawasan, hal ini terkait dengan karakteristik sudut datang horisontal dan vertikal radiasi matahari di daerah katulistiwa sepanjang tahun pada pagi dan sore dominan dari arah Timur dan Barat.
Terlebih lagi sebagai daerah tropis, memiliki lingkungan yang panas hampir sepanjang tahun.

Minggu, 23 Mei 2010

organisasi ruang



ORGANISASI RUANG

  • Linier
yaitu urutan ruang yang berada dalam satu garis dan berulang. Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah.

Organisasi linier biasanya terdiri dan ruang-ruang yang berulang, serupa dalam ukuran, bentuk, dan fungsi.
Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting keberadaannya terhadap organisasi dapat berada di manapun sepanjang rangkaian linier.


contoh :




  • terpusat
Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder.
Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan mengeIiIingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan.

Ruang pemersatu terpusat pada umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk menggabungkan sejumlah ruang sekunder di sekelilingnya.
Ruang-ruang sekunder mungkin berbeda satu sama lain dalam hal bentuk atau ukurannya sebagai tanggapan terhadap:
• kebutuhan akan fungsi.
• menunjukkan kepentingan relatif.
• lingkungan sekitar.
• kondisi tapak.
Pola sirkuIasi dan pergerakan

contoh :





  • radial
Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat dan linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier berkembang menurut arah jari-jarinya.

Ruang pusat pada suatu organisasi radial pada umumnya berbentuk teratur. Lengan-lengan liniernya, mungkin mirip satu sama lain dalam hal bentuk dan panjang untuk mempertahankan keteraturan bentuk organisasi secara keseluruhan.
Lengan-lengan radialnya juga dapat berbeda satu sama lain untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan akan fungsi dan konteksnya.

contoh :







  • cluster
Organisasi dalam bentuk kelompok atau “cluster” mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Sering kali organisasi ini terdiri dart ruang-ruang yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan orientasi.

Karena polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku, bentuk organisasi ini bersifat fleksibel dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya.

contoh :


  • grid
Organisasi grid terdiri dan bentuk-bentuk dan ruang-ruang di mana posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau bidang grid tiga dimensi.
Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam dimensi-ketiga, maka pola grid berubah menjadi satu set unit ruang modular berulang.

Suatu grid di dalam arsitektur paling sering dibangun oleh sistem struktur rangka dari kolom dan balok. Kekuatan mengorganisir suatu grid dihasilkan dari keteraturan dan kontinultas pola-polanya. Pola-pola ini membuat satu set atau daerah titik-titik dan garis-garis referensi yang stabiI dalam ruang-ruang organisasi grid.

contoh :

Sabtu, 15 Mei 2010

teori arsitektur


  • BENTUK

bentuk merupakan titik temu antara masssa dan ruang.
Bentuk juga dapat dihubungkan pada penampilan luar yang dapat dikenali seperti sebuah kursi atau seseorang yang mendudukinya.

Bentuk juga memiliki sifat-sifat tertentu yang menentukan pola dan komposisi unsure-unsurnya:

- Posisi
Letak dari sebuah bentuk adalah relative terhadap lingkungannya atau lingkungan visual di mana bentuk tersebut terlihat.

- Orientasi
Arah dari sebuah bentuk relative terhadap bidang dasar, arah mata angin, bentuk-bentuk benda lain, atau terhadap seseorang yang melihatnya.

- Inersia Visual
Merupakan tingkat konsetrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia visual suatu bentuk tergantung pada geometri dan orentasinya relative terhadap bidang dasar, gaya tarik bumi, dan garis pandang manusia

Semua sifat-sifat bentuk ini pada kenyataannya dipengaruhi oleh keadaan bagaimana kita memandangnya:

  1. Perspektif atau sudut pandang yang berbeda memperlihatkan wujud ataupun aspek-aspek bentuk dalam pandangan mata manusia.
  2. Jarak kita terhadap bentuk tersebut menentukan ukuran yang tampak.
  3. Keadaan pencahayaan dimana kita melihat suatu bentuk akan mempengaruhi kejelasan dari wujud dan strukturnya.
  4. Lingkungan visual yang mengelilingi benda tersebut mempengaruhi kemampuan kita dalam menterjemahkan dan mengidentifikasi bentuk tersebut.

  • BENTUK BERATURAN

Bentuk beraturan adalah bentuk-bentuk yang berbubungan satu sama lain dan tersusun secara rapi dan konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris terhadap satu sumbu atau lebih. Bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida merupakan contoh utama bentuk-bentuk beraturan.


Bentuk-bentuk dapat mempertahankan keteraturannya meskipun dimensi-dimensinya diubah, ataupun unsure-unsurnya ditambah atau dikurangi. Berdasarkan pengalaman dalam membangun bentuk-bentuk serupa, kita dapat membangun suatu bentuk teratur yang baru berdasarkan bentuk dasar meskipun dengan menghilangkan atau menambahkan beberapa bagiannya.


contoh :









  • BENTUK TAK BERATURAN

Bentuk tak teratur adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan hubungan antar bagiannya tidak konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak simetris dan lebih dinamis dibandingkan bentuk beraturan. Bentuk tak beraturan bisa berasal dari bentuk beraturan yang dikurangi oleh suatu bentuk tak beraturan ataupun hasil dari komposisi tak beraturan dari bentuk-bentuk beraturan.

Selama kita berkecimpung baik dengan massa padat maupun ruang kosong di dalam arsitektur, bentuk-bentuk beraturan bisa berada dalam bentuk-bentuk tak beraturan. Demikian juga bentuk-bentuk tak beraturan bisa berada dalam bentuk-bentuk beraturan


contoh :




  • RUANG

ruang adalah hubungan sebuah obyek dengan obyek lainnya, sehingga tercipta sebuah koneksi. Sebuah obyek individual tanpa relasi dengan obyek lainnya tidak dapat dikatakan memiliki ruang. Setidaknya sebagai sebuah obyek dengan material yang nyata bukan hanya ukuran dimensi, obyek dalam ruang tidak bisa tidak, harus memiliki relasi dengan obyek lainnya dan dengan demikian memiliki parameter untuk dikatakan sebagai ruang

  • RUANG KOSONG / VOID

Void
diartikan sebagai ruang kosong atau area kosong atau ruang terbuka yang memotong kontinuitas ruang antara dua area. Umumnya void dipakai untuk menggambarkan ruang kosong tanpa lantai yang berada di lantai dua.
Melalui ruang tersebut kita dapat melihat ruang di bawahnya, namun tetap di bawah atap yang sama.

Void
pun memiliki fungsi yang berkenaan dengan penghawaan serta pencahayaan alami. Bila ruang di bawah tidak cukup terang atau tidak memiliki akses ke penghawaan alami dari taman rumah, bisa terbantu dengan adanya void.

  • POLA LINIER DALAM KONFIGURASI JALAN

pola linier adalah jalan yg lurus yg dapat menjadi unsur pembentuk utama deretan ruang.
Tipe ruang ini biasanya menempatkan fungsi-fungsi yang ada dalam satu tata atur yang menyerupai sebuah garis lurus yang meneruskan fungsi dari ruang satu ke ruang yang lain sehingga terjadi interaksi tatap muka langsung antar keduanya.

contoh :


  • POLA RADIAL DALAM KONFIGURASI JALAN

Tipe radial merupakan perkembangan dari tipe pertama hanya saja pada tipe ini punggung saling berhadapan sehingga muka mengarah keluar dan tidak ada akses masuk untuk kedalam.
Pada jenis tipe radial harus menentukan satu fungsi yang akan dijadikan pusat perhatian penghuni, dan ruang-ruang yang memiliki fungsi lain akan selalu mengarah atau memusatkan pada ruang yang dijadikan pusat.

contoh :



  • POLA SPIRAL DALAM KONFIGURASI JALAN

Pola spiral adalah suatu jalan menerus yang bersasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya dan bertambah jauh darinya.

contoh :


  • POLA GRID DALAM KONFIGURASI JALAN

pola ini dalah kombinasi dari sirkulasi pada suatu bangunan, misalnya. Karenya terbentuk orientasi yang membingungkan.

contoh :



  • POLA JARINGAN DALAM KONFIGURASI JALAN

pola ini terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik-titik terpadu dalam ruang.

contoh :



sumber :

  • archdaily.com
  • x.furuhitto,st,mt.staffsite.com
  • e-laerning gunadarma